Model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan (Arends, 1997: 110-111). a. Struktur tugas mengacu pada cara pengaturan pembelajaran dan jenis kegiatan siswa dalam kelas b. Struktur tujuan, yaitu sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai oleh siswa dan guru pada akhir pembelajaran atau saat siswa menyelesaikan pekerjaannya. Ada tiga macam struktur tujuan, yaitu: 1) struktur tujuan individualistik, yaitu tujuan yang dicapai oleh seorang siswa secara individual tidak memiliki konsekuensi terhadap pencapaian tujuan siswa lainnya, 2) struktur tujuan kompetitif, yaitu seorang siswa dapat mencapai tujuan sedangkan siswa lain tidak mencapai tujuan tersebut, dan 3) struktur tujuan kooperatif, yaitu siswa secara bersama-sama mencapai tujuan, setiap individu mempunyai andil dalam pencapaian tujuan. c. Struktur penghargaan kooperatif, yaitu penghargaan yang diberikan pada kelompok jika keberhasilan kelompok sebagai akibat keberhasilan bersama anggota kelompok.
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Eggen dan Kauchak (1993: 319)
mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai sekumpulan strategi mengajar
yang digunakan guru agar siswa saling -membantu dalam mempelajari sesuatu. Oleh
karena itu belajar kooperatif ini juga dinamakan “belajar teman sebaya.” Menurut
Slavin (1997), pembelajaran kooperatif, merupakan metode pembelajaran dengan
siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen.
Pembelajaran kooperatif atau cooperative
learning mengacu pada metode pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok
kecil saling membantu dalam belajar (Nur dan Wikandari, 2000:25). Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga
tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, dkk, 2000:7). Pendapat
setara menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk
mengajarkan materi yang agak kompleks, membantu mencapai tujuan pembelajaran
yang berdimensi sosial, dan hubungan antara manusia. Belajar secara kooperatif
dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif‑konstruktivis
dan teori belajar sosial (Kardi dan Nur, 2000:15).
2. Ciri-ciri Pembelajaran kooperatif
Menurut Arends (1997: 111),
pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menyelesaikan materi belajar, 2) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
3) jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin
yang berbeda-beda,
4) penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.
3. Langkah-langkah Pembelajaran
kooperatif
Pembelajaran kooperatif
dilaksanakan mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut (Ibrahim, M., dkk.,
2000: 10)
a. Menyampaikan tujuan
pembelajaran dan perlengkapan pembelajaran.
b. Menyampaikan informasi.
c. Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok-kelompok belajar.
d. Membantu siswa belajar dan
bekerja dalam kelompok.
e. Evaluasi atau memberikan
umpan balik.
f. Memberikan penghargaan.
4. Tujuan Pembelajaran
Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga tujuan pembelajaran yang
disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7‑8) sebagai berikut:
a. Meskipun pembelajaran
kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial, tetapi juga bertujuan untuk
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas‑tugas akademik. Beberapa ahli
berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep‑konsep
yang sulit. Model struktur penghargaan kooperatif juga telah dapat meningkatkan
penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan
dengan hasil belajar.
b. Penerimaan yang luas terhadap
orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun
ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang
berbeda latarbelakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama
lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan
kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.
c. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
5. Keterampilan Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bukan
hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa atau peserta didik juga harus
mempelajari keterampilan‑keterampilan khusus yang disebut keterampilan
kooperatif. Fungsi keterampilan kooperatif adalah untuk melancarkan hubungan
kerja dan tugas. Untuk membuat keterampilan kooperatif dapat bekerja, guru
harus mengajarkan keterampilan-keterampilan kelompok dan sosial yang
dibutuhkan. Keterampilan‑keterampilan itu menurut Ibrahim, dkk. (2000:47‑55),
antara lain:
a. Keterampilan‑keterampilan
Sosial
Keterampilan sosial melibatkan perilaku yang menjadikan hubungan
sosial berhasil dan memungkinkan seseorang bekerja secara efektif dengan orang
lain.
b. Keterampilan Berbagi
Banyak siswa mengalami kesulitan berbagi waktu dan bahan.
Komplikasi ini dapat mendatangkan masalah pengelolaan yang serius selama
pelajaran pembelajaran kooperatif. Siswa‑siswa yang mendominasi sering
dilakukan secara sadar dan tidak memahami akibat perilaku mereka terhadap siswa
lain atau terhadap kelompok mereka.
c. Keterampilan Berperan Serta
Sementara ada sejumlah siswa mendominasi kegiatan kelompok, siswa
lain tidak mau atau tidak dapat berperan serta. Terkadang siswa yang
menghindari kerja kelompok karena malu. Siswa yang tersisih adalah jenis lain
siswa yang mengalami kesulitan berperan serta dalam kegiatan kelompok.
d. Keterampilan‑keterampilan Komunikasi
Kelompok pembelajaran kooperatif tidak dapat berfungsi secara
efektif apabila kerja kelompok itu ditandai dengan miskomunikasi. Empat
keterampilan komunikasi, mengulang dengan kalimat sendiri, memberikan perilaku,
memberikan perasaan, dan mengecek kesan adalah penting dan seharusnya diajarkan
kepada siswa untuk memudahkan komunikasi di dalam seting kelompok.
e. Keterampilan‑keterampilan Kelompok
Kebanyakan orang telah mengalami bekerja dalam kelompok di mana
anggota‑anggota secara individu merupakan orang yang baik dan memiliki
keterampilan sosial. Sebelum siswa dapat belajar secara efektif di dalam
kelompok pembelajaran kooperatif, mereka harus belajar tentang memahami satu
sama lain dan satu sama lain menghormati perbedaan mereka.
6. Pembangunan Tim
Membantu membangun identitas tim
dan kesetiakawanan anggota merupakan tugas penting bagi guru yang menggunakan
kelompok-kelompok pembelajaran kooperatif. Tugas‑tugas sederhana meliputi
memastikan setiap orang saling mengetahui nama teman di dalam kelompoknya dan
meminta para anggota menentukan nama tim.
No comments:
Post a Comment